skmaPORTAL PRASKMA

MENDIDIK ANAK MENGIKUT AJARAN RASULULLAH

Pendidikan Nabi Terhadap Anak

Pendidikan Rasulullah dibahagi kepada 4 bahagian:
a) Anak sejak dari lahir hingga umur 3 tahun
b) Anak umur 4 tahun hingga 10 tahun
c) Anak umur 10 tahun hingga 14 tahun
d) Anak umur 15 tahun hingga 18 tahun


Pendidikan Nabi Terhadap Anak
Pendidikan Rasulullah dibahagi kepada 4 bahagian:
a) Anak sejak dari lahir hingga umur 3 tahun
b) Anak umur 4 tahun hingga 10 tahun
c) Anak umur 10 tahun hingga 14 tahun
d) Anak umur 15 tahun hingga 18 tahun

a. Anak Sejak Lahir Hingga Umur 3 Tahun

1. Nabi menganjurkan kepada kaum muslimin untuk selalu berdoa sebelum bersetubuh seperti pada hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari:
“ Jika kamu mendatangi isteri kamu untuk bersama maka berdoalah:” Ya Allah jauhkanlah kami dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari anak-anak yang akan Engkau berikan kepada kami. “ Maka jika dari hubungan itu lahir seorang anak, syaitan selamanya tidak berani menggodanya. “ (HR Bukhari)

2. Nabi saw sering mendoakan janin yang masih dalam perut.
Seorang ibu yang sedang mengandung harus banyak berzikir, membaca Al-Quran, suara yang terdengar pada janin dapat meningkatkan kecerdasan otaknya.

3. Nabi membacakan zikir-zikir untuk keselamatan bayi, Fatimah ra, puteri Nabi saw, ketika hampir melahirkan, telah menyuruh Ummu Salamah dan Zainab binti Jahsay untuk datang kepadanya dan membacakan ayat Kursi di sampingnya dan membaca QS. al-A’raf:54 : Allah berfirman: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Ia bersemayam di atas Arsy. Dia menutup malam kepada siang dan mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula ) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya, Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”

4. Nabi menjelaskan tentang kedudukan janin yang mengalami keguguran .
Nabi saw bersabda ,”Demi dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya sesungguhnya bayi yang gugur akan menarik ibunya dengan tali pusatnya ke syurga jika ibunya sabar atas kematiannya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

5. Nabi mengazani bayi ketika lahir pada telinga kanannya.
Dari Abi Rafi, sesungguhnya ia berkata” Sesungguhnya aku melihat Rasulullah mengumandangkan azan pada telinga al-Hasan bin Ali ketika Fatimah melahirkannya,” (HR.Abu Dawud dan At-Turmudzi)

6. Nabi saw mengtahmid anak yang baru lahir dengan kurma, yang telah dikunyah terlebih dahulu oleh orang tuanya sampai lembut dan basah, berdoa untuknya dan memohonkan berkat keatasnya.
Dalam hadis sahir Bukhari Muslim dijelaskan bahwa Anas ra berkata: “Ketika Ummu Sulaim melahirkan seorang putera, ia membawa bayinya bersamaku kepada Nabi saw, dan aku membawa kurma. Maka aku mendatangi Rasulullah saw dengan kurma tersebut dan di atasnya terdapat tutup. Nabi berkata,” Apakah engkau membawa kurma?” aku menjawab :”Ya,” Maka Nabi mengambil kurma tersebut, lalu mengunyahnya. Kemudian Nabi mengumpulkan ludahnya. Lalu membuka mulut bayi, dan memberikan makanan itu pada ujung lidah bayi sehingga bayi itu merasakannya. Rasulullah saw bersabda: “kesukaan orang Ansar adalah kurma.” Kemudian Nabi mentahmidnya dan memberi nama bayi tersebut dengan nama Abdullah. Setelah itu, tidak ada seorang pun pemuda Ansar yang lebih utama dari dia.”

7. Nabi memberikan petunjuk kepada orang tua supaya menjaga anak-anak mereka dari bahaya dengan berzikir dan bersyukur kepada Allah atas pemberian-Nya.
Anas ra , Nabi saw bersabda” tidak ada nikmat di berikan Allah kepada hamba-Nya berupa sebuah keluarga atau anak, kemudian ia mengatakan alhamdulillahi rabbil’alamin , kecuali Allah akan memberikan yang lebih baik daripada sesuatu yang telah ia perolehi.”.

8. Nabi saw membahagikan warisan pada bayi yang berhak sebab kelahirannya.
Nabi saw bersabda :” Bayi yang baru lahir belum mendapat warisan kecuali setelah menangis dengan menjerit.” Yang dimaksud dengan istihlal disini adalah jika ia menjerit, menangis atau bersin (HR.ath-Thabrani).

9. Nabi saw belas kasihan terhadap anak kecil sekalipun lahir dari hasil zina.
Nabi memberikan. Nabi berkata agar wanita itu pulang dan melahirkan anaknya, menyusui sampai masa menyapih, dan kemudian wanita tersebut datang lagi kepada Nabi saw sambil membawa bayinya yang telah menyapih dan telah diberi dapat makan makanan, dan Nabi menyuruh untuk menyerahkan bayi tersebuh kepada seorang laki-laki dari kaum muslimin, kemudian Nabi menyuruh wanita itu untuk dipendam sampai dadanya, lalu baru dilakukan hukum rajam. Hadis ini diriwayatkan Muslim.

10. Nabi mengadakan aqiqah dan berwasiat kepada umatnya untuk aqiqah ketika seorang anak lahir.
Bila dia laki-laki aqiqah dengan dua kambing dan bila yang lahir wanita maka aqiqah dengan satu kambing. Nabi bersabda,”Setiap anak itu tergadaikan sebab aqiqahnya. Haiwan tersebut disembelih darinya pada hari ketujuh (dari kelahirannya) dan bayi itu dipotong rambutnya dan ia diberi nama.” (HR.an-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Turmudzi).
Dengan aqiqah ini ada makna rasa syukur, sedekah, berbagi kebahagiaan dengan orang lain.

11. Nabi saw, memberikan nama pada anak-anak dengan nama yang paling baik dan indah, nama yang baik akan menjadi doa kepada anaknya.

12. Nabi saw menyuruh supaya rambut anak dipotong pada hari ketujuh, membersihkannya dan menghilangkan penyakit darinya.

13. Nabi saw bermain bersama anak kecil dengan penuh kecintaan, bergurau dengan cara halus bersama anak-anak dalam bentuk ucapan ataupun tingkahlaku.

14. Nabi saw memperhatikan khatan dan mengangapnya sebagai sunah fitrah.

15. Nabi saw mengajari anak-anak etika berpakaian.

16. Nabi saw memberikan hadiah kepada anak-anak dan beliau mengusap kepala mereka. Meluangkan masa bermain bersama anak kecil.

17. Nab saw menganjurkan orang tua untuk selalu jujur terhadap anak dan tidak berdusta kepadanya.


b. Anak Umur Empat Hingga Sepuluh Tahun

1. Pada saat ini orang tua hendaknya menjadi teman bagi anak, agar ia belajar dari dirinya dimana mengajari anak adalah kewajipan orang tua.
Ini nasihat Nabi kepada anak kecil: “ Wahai anak kecil aku akan mengajarimu beberapa kalimat, jagalah Allah maka Allah akan menjagamu, jagalah Allah maka engkau akan menemukan-Nya dihadapanmu, jika engkau meminta maka mohonlah kepada Allah, ketahuilah bahwa andaikata umat berkumpul untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat kepadamu, maka mereka tidak akan mampu memberikan manfaat kepadamu kecuali sesuatu itu telah ditetapkan oleh Allah untukmu, Dan andaikata mereka berkumpul untuk membahayakanmu, maka tidak akan membahayakanmu kecuali sesuatu itu telah ditetapkan oleh Allah atas kamu, pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR. Turmudzi dan Ahmad).

2. Nabi menentukan permainan untuk anak-anak kecil, nabi memberikan kebebasan dan ketetapan pada anak kecil untuk bermain dengan mainannya kerana sesungguhnya anak kecil itu ingin mengembangkan daya fikirannya serta meluaskan pengetahuannya.

3. Nabi tidak pernah menghentikan anak-anak yang sedang bermain.

4. Nabi melarang memisahkan anak dengan keluarganya, Nabi bersabda,” barang siapa yang memisahkan antara ibu dan anaknya, maka Allah telah memisahkan antara dia dan para kekasihnya pada hari kiamat.” (HR Turmudszi dan Ibnu Majah).

5. Nabi saw mengajak anak-anak untuk berahlak mulia.

6. Nabi saw meminta izin daripada anak-anak bila ada kaitan dengan hak-hak mereka.

7. Nabi saw mengajari anak-anak untuk selalu menjaga rahsia. Dengan demikian terbangunlah rasa percaya diri, merasa dirinya dihargai sebab membawa rahsia penting.

8. Nabi saw makan bersama anak-anak, kesempatan itu beliau gunakan untuk mengarahkan dan membenarkan kesalahan mereka.

9. Nabi saw menyuruh orang tua berbuat adil terhadap anak-anaknya sama ada lelaki ataupun perempuan.

10. Nabi saw mengancam orang yang menganiaya dan akan berbuat aniaya terhadap anak yatim.

11. Nabi saw menyuruh orang tua melarang anaknya berkeliaran bila malam tiba.

12. Nabi saw mengajari solat kepada anak, ketika berusia tujuh tahun dan memukul mereka kerana meninggalkan solat ketika berumur 10 tahun.


c. Anak Umur Sepuluh hingga Empat belas Tahun

1. Nabi saw mengajak anak-anak untuk segera tidur setelah solat isya, memisahkan tempat tidur anak-anak setelah mereka berusia sepuluh tahun.
Nabi bersabda “ Perintahkanlah anak-anak kamu untuk solat pada umur tujuh tahun, dan pukullah mereka kerana meninggalkan solat pada umur sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka, juga janganlah dilihat auratnya. Sesungguhnya anggota bagian bawah dari pusat sampai lutut adalah auratnya,”(HR. Abu Dawud).

2. Nabi saw membiasakan anak-anak untuk menjaga pandangan dan auratnya.

3. Nabi saw tidak pernah memukul anak-anak selamanya, tetapi beliau menjelaskan prinsip-prinsip dasar dan peraturan dalam memukul.

Kaedah-kaedahnya adalah sebagai berikut:
a. Pukulan tidak boleh diberikan sebelum usia sepuluh tahun.
b. Pukulan boleh sedikit diberikan pada anggota tubuh yang memungkinkan, batas maksima hukuman pukulan hanya sepuluh kali itupun hanya kepada anak yang baligh dan mukallaf. Dan jangan memukul terlalu keras sehingga sampai terangkat ketiak. Dan jangan pada tempat sensitif seperti wajah atau kepala.

4. Nabi saw melarang orang tua berlebihan dalam memanjakan anaknya, kerana hal itu terdapat bahaya, hendaknya anak dijaga untuk tidak bergaul dengan teman-temannya yang biasa hidup boros, dan memakai pakaian megah.

5. Nabi saw dengan bijaksana membenarkan pemahaman dan kesalahan anak-anak, mengajari anak yang masih belum baik dalam pekerjaannya.

6. Nabi melatih anak dengan pengubatan alami, dalam hadis Umar ra ketika Rasullullah saw terkena tendangan untanya sehingga tubuh beliau terasa sakit, maka beliau mengajarkan pada anak kecil bagaimana cara menggosok dan memijak urat-uratnya untuk meringankan rasa sakit tersebut.

7. Nabi menghukum seseorang anak dengan cara halus dan lembut, mengajak berdialog dengan mereka, mengajari salam, mengajari etika ketika masuk dan bertemu dengan keluarga mereka. Nabi bersabda,” wahai anakku, jika engkau masuk menemui keluargamu maka ucapkanlah salam, maka berka itu akan melimpah padamu dan keluargamu.” (HR. Turmudzi).

8. Nabi memberikan motivasi kepada anak-anak untuk menghadiri sesuatu acara dan mengunjungi saudara-mara untuk belajar dari pengalaman.

9. Nabi saw menyuruh anak-anak untuk duduk bersama ulama dan berperangai sopan terhadap mereka, Rasulullah saw bersabda :”Sesungguhnya Luqman berkata kepada puteranya:”Wahai anakku, bergaullah bersama ulama, dengarkanlah ucapan mereka, kerana sesunggunya Allah menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana Allah menghidupkan bumi yang mati dengan hujan yang lebat.”(HR.Thabrani)

10. Nabi mengajari anak etika berbicara dan menjelaskan kepada mereka akan kedudukan saudaranya yang lebih besar.
Nabi juga mengajari anak-anak untuk berdiri ketika ayah atau orang tua atau guru mereka datang, iaitu untuk menyambutnya. Sebagaimana Nabi saw, jika Fatimah puteri beliau, datang untuk menemui Nabi, maka beliau menyambutnya, kemudian Nabi menciumnya dan mempersilakan duduk di majlisnya.” (HR. Turmudzi)

11. Nabi saw mengajari anak-anak etika untuk minta izin.
Nabi saw bersabda,” Hai orang-orang beriman, hendaklah kanak-kanak (lelaki dan perempuan) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baliqh di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) iaitu sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian luarmu ditengah hari dan sesudah sembahyang insyak, (itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak pula atas mereka selain dari tiga waktu itu. Mereka melayani kamu sebagaimana kamu melayani mereka, demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nur, 58-59).

12. Nabi saw mendidik anak-anak untuk tidak membuatkan orang marah , terutama jiran. Nabi saw bersabda :” Jika engkau membeli buah-buahan, maka berilah kepada anak jiranmu, Jika engkau tidak melakukannya, maka masukanlah buah tersebt secara sembunyi, dan anakmu tidak diperbolehkan membawanya keluar sehingga menimbulkan irihati pada anak jiran,” (HR Thabrani)

13. Nabi saw memberikan peringatan kepada anak-anak untuk tidak mengancam orang lain dengan pedangnya, sekalipun dalam bentuk gurauan.
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata:”Rasulullah saw bersabda:”Barang siapa yang memberikan isyarat terhadap saudaranya dengan besi, maka sesungguhnya malaikat akan melaknatnya sehingga ia meninggalkannya, sekalipun ia adalah saudara dari ayah dan ibunya.” (HR Muslim).

14. Nabi melarang anak-anak untuk tidak menakut-nakutkan orang lain sekalipun itu dalam bentuk gurauan.

15. Nabi memberikan peringatan kepada anak-anak kerana terbatasnya kemampuan akal mereka.

16. Nabi saw mengajarkan anak lelaki untuk tidak menyerupai perempuan.
Diharamkan pakaian sutera dan emas atas lelaki dari umatku, dan dihalalkan bagi perempuan-perempuan mereka.” (HR Turmudzi)

17. Nabi saw membiasakan anak-anak untuk hidup prihatin dan kuat menanggung beban hidupnya.
Sayidina Umar ra pernah berkata:”Ajarilah anak-anak kamu berenang, memanah dan menunggang kuda.” Beliau juga berkata:”Menjadi dewasalah kalian, dan biasakanlah hidup prihatin.”(HR. Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Asakir).

18. Nabi saw berwasiat tentang anak-anak perempuan.
Nabi saw bersabda:” Barang siapa yang mempunyai tiga anak perempuan, kemudian ia sabar atas keberadaan mereka, baik sengsara dan bahagia mereka, maka Allah akan memasukkanya kedalam surga dengan mendapat keutamaan rahmat Allah terhadap mereka.”Seorang laki-laki berkata;”Kalau dua anak perempuan wahai Rasulullah?” Nabi menjawab;”Demikian pula dua anak perempuan.” Laki-laki itu berkata:”Kalau seorang anak perempuan wahai Rasulullah?” Nabi menjawab;”Demikian pula seorang anak perempuan.” (HR Ahmad)

19. Nabi saw menghukum dosa kepada orang yang mensia-siakan hak mereka dalam pemberian nafkah dan pendidikan.
Nabi saw bersabda; “Cukuplah dosanya bagi seseorang yang mensia-siakan orang yang berhak diberi nafkah darinya.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

20. Nabi memberikan peringatan kepada anak-anak yang menghina dan mencela manusia. “Janganlah engkau menampakkan celaan kepada saudaramu, kerana Allah akan belas kasih kepadanya dan akan mengujimu.” (HR Turmudzi)
Dalam Al-Quran Allah berfirman,”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum membohongi kaum yang lain kerana boleh jadi mereka (yang dibohongi) lebih baik dari mereka (yang membohongi). Dan jangan pula wanita-wanita (membohongi) wanita yang lain (kerana) boleh jadi wanita-wanita (yang dibohongi) itu lebih baik dari wanita (yang membohongi.)(QS. Al-Hujura:11)


d. Anak Umur Lima Belas hingga Lapan Belas Tahun

1. Nabi menganjurkan anak-anak muda untuk memanfaatkan waktu paginya, “Tidur pada waktu subuh (awal siang) akan mencegah datangnya rezki, “ (HR Ahmad).
Ada hadis yang lain,”Rasulullah saw berdoa;”Ya Allah berkatilah untuk umatku pada waktu paginya,”(HR. Thabrani.)

2. Nabi Saw mengajak anak muda untuk memanfaatkan waktu lapangnya, dengan aktiviti yang berguna, seperti olah raga, zaman Nabi olah raga yang dianjurkan adalah memanah dan berkuda.

3. Nabi saw mengajari anak-anak muda untuk mencintai Nabi, keluarga dan Sahabatnya serta cinta membaca Al-Qur’an. “Tidak sempurna iman salah seorang dari kamu sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada anak, ayah, dan seluruh manusia,” (HR. Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Abu Ya’la).

4. Nabi saw menjadi teladan bagi anak-anak dalam pergaulannya yang baik.

5. Nabi saw mengajarkan kepada anak-anak agar percaya diri, makan dari hasil tangannya, menjauhi sifat menunda-nunda dan malas.
Nabi saw bersabda,” Sesungguhnya Allah mencintai orang mukmin yang bekerja (kreatif),” (HR. Thabrani)

6. Nabi menetapkan hak anak-anak dalam mencari ilmu dan belajar Al-Qur’an.
Nabi bersabda,”mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan orang-orang yang memberikan ilmu kepada selain ahlinya (ertinya kepada orang yang belum saatnya menerima ilmu tersebut) itu. Seperti orang yang mengalungkan mutiara, permata dan emas pada babi,” (HR Ibnu Majah).

7. Nabi saw menyuruh anak-anak untuk memilih guru yang soleh.
Nabi bersabda,”Seseorang itu tergantung atas agama temannya, hendaklah salah seorang di antara kamu melihat siapa orang yang diajak berteman,” (HR. Turmudzi, Abu Dawud dan Ahmad). Seorang guru harus mengamalkan ilmunya dan ucapannya sesuai dengan perbuatannya, Allah SWT berfirman: “Apakah kalian memerintahkan kepada manusia melakukan kebaikan dan melupakan diri kalian sendiri, dan Firman Allah yang lain “Besar dosanya disisi Allah jika kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu perbuat.”

8. Nabi saw menyuruh anak-anak perempuan untuk menutup auratnya ketika mereka telah baligh.
Dalam Al-Quran (QS, Al-Ahzab:59) Allah berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isteri orang-orang mukmin: hendaklah mereka melabuhkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” .

9. Nabi saw memerintahkan anak-anak supaya mereka berkahwin jika mereka telah baligh dan mampu menanggung beban-beban hidupnya.
Nabi bersabda,”Wahai para pemuda, barang siapa diantara kamu telah mampu memberikan nafkah maka berkahwinlah, kerana sesungguhnya kahwin itu lebih memejamkan penglihatan dan lebih menjaga farji, Maka barang siapa yang belum mampu maka hendaklah dia berpuasa, kerana sesungguhnya puasa itu menjadi benteng,” (HR. Bukhari, Muslim, Turmudzi, An-Nassai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan Ad-Darami).

10. Nabi saw mendidik anak-anak agar dapat menjaga amanat dan bertanggung jawab ketika mereka telah baligh.
Nabi bersabda:” Seorang lelaki dalam harta ayahnya adalah menjadi pemimpin dan bertanggung jawab dari apa yang dipimpinnya, maka setiap kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab dari yang dipimpinnya.”(HR. Bukhari dan Ahmad).

11. Nabi saw menghukum anak yang curang dalam memegang tanggung jawabnya, Nabi juga melihat bagaimana mereka berfikir.

12. Nabi saw memberikan pujian kepada anak-anak ketika mereka remaja dan memberikan nasihat sehingga menggerakkan hati dan jiwa mereka.
Abdullah bin Umar ra, berkata: “Pada masa Rasulullah saw, ketika aku masih remaja, aku tidur di masjid, maka aku bermimpi ada dua malaikat yang menarikku lalu membawaku ke neraka.
Neraka itu dilihat seperti bibir sumur, mempunyai dua taring dan ternyata didalamnya terdapat orang-orang yang telah aku kenal, maka aku berkata:” A’uzu billahi minnari (aku mohon perlindungan kepada Allah dari siksa api neraka).
”Abdulllah bin Umar melanjutkan ceritanya:”kemudian aku melihat malaikat yang lain, maka dia berkata kepadaku:”Mengapa engkau bingung?” Kemudian aku menceritakannya kepada Hafshah dan Hafshah menceritakannya kepada Rasulullah saw, maka beliau berkata:”Sebaik-baiknya orang laki-laki adalah Abdullah, andaikata dia mau rajin solat pada malam hari (Tahajud),”Setelah kejadian itu, Abdullah bin Umar tidak pernah tidur pada malam hari kecuali sebentar (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad).
Disini pujian Nabi saw kepada Abdullah bin Umar itu dapat mendorongnya untuk selalu melaksanakan solat Malam.




Pendidikan Rasulullah

0 ulasan:

Catat Ulasan

 
Powered By Blogger | ZALINA ADAM Design By SEK.KEB. MATA AYER | Modified By DBD 4690 iEn © 2008 | Resolution: 1024x768px | Best View: Firefox | Top